4 Mei 2012

BUMR - Jejaring Ekonomi Informal

Oleh M. Nawir
Badan Usaha Milik Rakyat, disingkat BUMR merupakan konsep pengembangan ekonomi rakyat yang mempertautkan kemandirian usaha rakyat, khususnya di sektor informal dengan penguatan organisasi dan daya tawar politik (political gain). Dengan cara itu, sebuah badan usaha merupakan jejaring sosial-ekonomi nyata yang berbasis organisasi pekerja miskin perkotaan. Konsep ini dikembangkan untuk melengkapi tahapan pengorganisasian komunitas, khususnya kelas pekerja informal perkotaan. Tahapan yang dimaksud adalah kegiatan sosial yang terorganisasi yang digerakkan oleh kelompok-kelompok masyarakat yang sadar organisasi serta jaringan. Tahapan tersebut mengindikasikan pentingnya organisasi mengupayakan kesejahteraan (ekonomi), pelayanan sosial, dan kesetaraan politik. Ketiga hal tersebut menjadi prasyarat yang menjamin keberlangsungan entitas sub-kultur organisasi rakyat. Pada gilirannya, gerakan ekonomi ini akan memampukan rumah tangga miskin, khususnya keluarga kelas pekerja (buruh) informal maupun formal dalam mencegah dan mengatasi kerentanan sosial-ekonomi dengan pengorganisasian unit usaha dan pemenuhan hak-hak politik.

1 Mei 2012

Meramaikan Hari Buruh 2012

Kaum Buruh Miskin Perkotaan Menuntut Kesetaraan dan Kesejahteraan!
(Siaran Pers Hari Buruh 2012 di Makassar)
Kami adalah bagian dari kaum buruh di dunia yang memiliki hak politik dan hak ekonomi, sosial dan budaya. Hak-hak kami tercantum dalam Konstitusi (UUD) 1945 republik ini, dan diakui oleh Konvensi PBB. Maka sepantasnya kaum buruh menuntut pemerintah untuk menjamin pemenuhan hak-hak tersebut.
Saat ini, masih banyak buruh dan pekerja informal yang mengalami pemiskinan. Hal tersebut disebabkan oleh rendahnya upah, kurangnya jaminan sosial, perumahan yang tidak layak, dan kian mahalnya harga-harga kebutuhan pokok. Lemahnya perlindungan terhadap keselamatan kerja, ancaman PHK yang semena-mena, dan kebijakan outsourcing yang harus ditanggung kaum buruh, kian melengkapi penderitaan keluarga buruh miskin di perkotaan. Sekali pun, sebagian kecil dari mereka tergabung dalam serikat-serikat, kaum buruh tetap saja rentan dari intimidasi dan eksploitasi.