9 Nov 2014

Berbagi Lahan Menata Pemukiman Kumuh

M. Nawir
Sudah hampir sepuluh tahun (2004 - 2014) 49 KK warga Kampung Pisang kelurahan Maccini Sombala Makassar menguasai sebagian kecil lahan, sekitar 7000 are dari total 3,7 hektar. Awalnya hanya 26 unit rumah semi permanen. Lahan ini berada dalam kawasan pengembangan GMTD (Gowa Makassar Tourism and Development). Menurut kesaksian warga, lokasi yang dimaksud dulunya rawa-rawa dan empang. Sekira tahun 1980, ketika Pemkot membangun tanggul di hulu  aliran sungai Jeneberang, hasil pengerukan sungai tersebut dipakai menimbun lokasi Kampung Pisang. Sejak saat itu lokasi tersebut dijadikan kebun, terutama tanaman pisang oleh penggarap. Hingga tahun 2002, warga mulai mendiami sebagian kecil lahan, sambil tetap berkebun dan beternak sapi. Warga sekitar menyebutnya Kampung Pisang. Setelah menjadi pemukiman baru di wilayah RT 04 RW 05, konflik pun mencuat pada tahun 2004 ketika kuasa ahli waris pemilik tanah membuat pagar beton sekeliling lahan.

27 Okt 2014

SUARA RAKYAT DARI PEMUKIMAN KUMUH: Merayakan Hari Habitat 2014

 M. Nawir
Hari Habitat (Habitat Day) dirayakan setiap tahun pada senin pertama bulan oktober. Sejak tahun 1986, Badan PBB urusan Pemukiman (UN Habitat) mengingatkan masyarakat dunia tentang situasi lingkungan pemukiman rakyat di perkotaan. Tema Hari Habitat 2014 adalah Voices from Slums, yang menegaskan kembali kondisi pemukiman kumuh yang sebagian besar dihuni masyarakat miskin. PBB memperkirakan ada satu miliar penduduk yang tinggal dalam pemukiman kumuh yang dipicu oleh pertambahan angka kelahiran dan perpindahan penduduk di perkotaan.

11 Jul 2014

Konstruksi Rumah Bambu: Field Visit on Affordable, Green, and Resilient Housing (Philipine, June 28, 2014)

Promosi pemanfaatan bambu (bamboo) sebagai bahan baku perumahan rakyat semakin gencar.  Para pegiat pembangunan yang ramah lingkungan (sustainable development) terus melakukan uji coba konstruksi rumah bambu (bamboo-house construction) berbasis komunitas.

5 Mei 2014

Tentang Kerja di Sektor Informal: Catatan Hari Buruh 2014

lappo alias benno - pop corn kampungan

M, Nawir
Pada mulanya, kerja atau bekerja diyakini sebagai suatu pemujaan dan kegiatan ritus. Dalam perkembanganya, kerja dipandang sebagai mekanisme kontrol dan represi. Hal ini terjadi ketika terjadi akumulasi kapital di tangan segelintir maupun sekelompok pemodal. Di pedesaan dikenal dengan juragan atau punggawa, sedangkan di perkotaan disebut majikan atau bos perusahaan. Istilah yang keren belakangan ini pemilik modal dinamakan kapitalis-borjuis.

3 Mei 2014

Catatan Ril Pileg 2014: No Money, No Politic

M. Nawir
Ungkapan lama 'ada uang abang disayang, tak ada uang abang ditendang'. Begitulah nasib kebanyakan caleg yang gagal meraih mimpinya menjadi anggota dewan pada Pileg 2014. Ungkapan 'no money, no politic' cukup mewakili perasaan para caleg gagal itu. Betapa kencangnya uang memgalir dari kantong-kantong caleg untuk merebut kursi parlemen. Sudah menjadi gunjingan umum sejumlah caleg yang gagal maupun berhasil telah menghabiskan uang 500 juta hingga 5 milyar rupiah. Dana sebesar ini dikeluarkan caleg setahun sampai hari pencoblosan, bahkan selama perhitungan suara

1 Mei 2014

Sang Profesor Swasta: Pikiran dan Pandangan Hidup Ishak Ngeljaratan

Oleh M. Nawir
Judul tulisan di atas bersumber dari naskah drama karya Ishak Ngeljaratan. Profesor Swasta, sebuah drama liturgi yang dipentaskan di Balai Manunggal dalam rangkaian Dies Natalis Unhas ke (32?) tahun (1988?). Saya salah seorang mahasiswa Kelompok Studi Sastra dan Teater (Kosaster) yang figuran bersama belasan mahasiswa yunior lainnya. Pemain senior di antaranya Shaifuddin Bahrum, Dasri Mashud, dan Mustam Arief. Pementasan tersebut disutradarai oleh Fahmi Syariff dan Jacob Marala (almarhum) dengan produser Dr. Abd. Razak Thaha dan Ridwan Effendy (almarhum).

17 Apr 2014

Politik Kontraktual vs Transaksional: Catatan Pileg 2014

M. Nawir
Persoalan sesungguhnya bukanlah karena rakyat sudah terbeli, tetapi para aktivis yang belum terorganisasi secara politis Tidak sedikit aktivis gerakan sosial yang mengintegrasikan dirinya ke dalam arena politik praktis. Umumnya, mereka menjadikan organisasi komunitas dan kelompok-kelompok warga sebagai “modal politik”. Mereka menggunakan metode kontrak politik dan “problem solving” dalam membangun basis dukungan pemilih. Dari pengalaman mengikuti Pileg 2014, metode kontraktual efektif mempengaruhi pemilih. Kurang lebih sama efektifnya dengan pendekatan transaksional.

13 Apr 2014

Tentang Institut Rumah Kampung Kota

institut rumah kampung kota - RMK Institute adalah perkumpulan para urbanist yang bekerja untuk mewujudkan tata kota yang berkeadilan sosial, ekonomi politik. institut RMK ditopang oleh organisasi komunitas, intelektual organik, aktivis dan profesional.
mari berbagi informasi tentang gerakan sosial rakyat miskin kota dan solusi alternatif tata kota: bedah rumah, kampung, dan kota. temukan kami di facebook dan you tube.
 https://www.youtube.com/user/panjireforma2011/featured