Ungkapan bijak Mak Coppong yang pantas dikenang: "apalah
artinya tarianku, jika kau ukur dengan uang". Begitu perkataan Mak Coppong, ketika penulis bersama seorang seniman muda Makassar Aco Zulsafri, menanyakan biaya sekali pentas. Penulis merasakan perkataan itu sebagai suatu penegasan jati diri bahwa dia sungguh seorang seniman pakarena ritus, bukan penari bayaran. Baginya, mengunjungi masyarakat Aceh yang selamat dari gempa dan tsunami merupakan doa sekaligus dukungan moril. Dan, akhirnya, beliau beserta rombongan berangkat ke Banda Aceh yang seluruhnya atas biaya penyelenggara Peringatan Satu Tsunami Aceh di Peukanbada Aceh Besar, UPC-Uplink Indonesia..
Sependek
pengetahuan penulis, untuk pertama kalinya Pakarena, tarian tradisional dari
etnis Makassar dipentaskan di Nanggroe Aceh Darussalam, provinsi paling barat Nusantara.
Benar kah? Bagaimana ceritanya?