29 Nov 2020

Model Relokasi Mandiri Kampung Mamboro Perikanan

Praktik Arsitek Komunitas Pasca Bencana di Kota Palu
AWI MN[1]
Tulisan ini merupakan bagian Epilog dalam buku Tutura, Pepatah di Patahan Ingatan (2020) yang ditulis oleh Ibe S. Palogai dan Lala Bohang. Sebuah kolaborasi beberapa penulis-peneliti dalam bidang kajian sastra, antroplogi, arkeologi-sejarah, masyarakat adat, dan arsitek. Judul asli tulisan tersebut adalah Praktik Arsitek Komunitas Pasca Bencana di Kota Palu.

15 Nov 2020

Catatan Pidato Kebudayaan DKJ 2020

Lumbung Kebudayaan di Sepanjang Gang

Awi MN[1]

Saya terkesan dengan rekaman video Pidato Kebudayaan DKJ 2020 https://www.youtube.com/watch?v=tRsgKTdtOrc yang dibawakan oleh Profesor Melani Budianta, berjudul Lumbung Kebudayaan di Sepanjang Gang. Judul pidato yang metaforis, mereprsentasi sudut pandang warga kampung kota. Prihatin dengan situasi kebudayaan nasional dalam pusaran budaya global. Terkesan meratapi nasib  para penghuni lorong kampung kota yang terdampak perubahan dan pandemic di luar daya kendalinya. Namun, Melani menarasikan survivalitas mereka dengan daya kreasi yang khas kampung kota sebagai siasat berkebudayaan.

12 Nov 2020

Pemberdayaan Petambak dari Perspektif Perikiri

Prolog Awi MN
Dalam kumpulan tulisannya, Idham Malik mengkritisi problem sosial-ekologi dalam tradisi pembudidayaan tambak di Sulawesi Selatan. Sikap kritis penulisnya penting untuk diapresiasi sebagai pengalaman, pembelajaran dalam memperkaya visi pemberdayaan masyarakat perikanan yang berkelanjutan.

21 Mei 2020

"Berdamai" dan "New Normal" dari Perspektif Pengurangan Risiko Bencana (PRB)

M. Nawir
Tulisan ini hendak memperkaya cara pandang terhadap epidemi/pandemi Covid 19 sebagai kejadian bencana (kesehatan). Berbekal pengalaman praktis bekerja-berkolaborasi di wilayah bencana alam dan sosial, penulis bersikap kritis terhadap pernyataan presiden Joko Widodo perihal “Berdamai” dan “New Normal” dalam menghadapi pandemi Covid 19. Reaksi publik terhadap kedua istilah tersebut dapat dibaca di media sosial (klik. https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5015469/mungkinkah-berdamai-dengan-corona/2; https://newsmaker.tribunnews.com/2020/05/29/populer-fakta-new-normal-di-indonesia-dari-definisi-penerapan-hingga-kritikan-sejumlah-pihak).

28 Jan 2020

METAMORFOSIS SHAIFUDDIN BAHRUM

M. Nawir[1]
….
Ada yang sedang diam-diam
menulis riwayat hidupmu
Menimbang-nimbang hari lahirmu dan
Mereka-reka sebab-sebab kematianmu [2]
Petikan sebait puisi di atas adalah metafor dari suatu peristiwa kematian. Bahwa, setiap makhluk bernyawa akan mati, dan kematian seseorang sudah ditentukan oleh sang penciptaNya, demikian pernyataan seorang penceramah tazqiratul maut.