https://www.youtube.com/watch?v=rwIIkhIzTK0
RENUNGAN 17 AGUSTUS 2004
Jumat dini hari, 30 Juli 2004 pukul nol-nol
Waktu Indonesia Tengah Tidur Lelap
Kami, perempuan dan anak-anak
Dengan mata masih menyala
Melawan nasib yang tidak berpihak
Di republik ini
Kami, perempuan dan anak-anak
Warga Negara yang sah
Tidak berarti apa-apa
Di dalam otorita pelabuhan
Kayu, rotan dan seragam penguasa
Menghardik kami, perempuan dan anak-anak yatim
Mereka mengusir Kami bak anjing di atas geladak
Mencerca
Memukuli kami dengan kayu, rotan dan seragam
kekuasaan
Kami luka
Kami berduka
Kaki lima kami patah
Beribu kata tak berarti apa-apa
Air mata Kami ….
Perempuan dan anak-anak yatim
Tumpah di atas aspal pelabuhan yang dingin
Tak sanggup lagi Kami berkata
Mesjidlah saksi semuanya
Dimana kau simpan wajahmu
Ketika teman sehari-harimu kau hina
Ketika tempatmu makan-minum bersenda gurau
Kau bongkar dengan kaki dan tanganmu
Tuan-tuan telah merampas kemerdekaan Kami
Kau korbankan Kami demi standar keamanan
internasional
RENUNGAN 17 AGUSTUS 2004
Sedang standar keamanan lokal pun belum punya
Tuan-tuan memang penguasa
Tetapi sesungguhnya,
Tuhanlah Yang Maha Kuasa
Tuhan …..
Air mata kami dan anak-anak kami
Adalah doa
Jadikan dia ombak selat Makassar
Mengawal kapal-kapal berlabuh selamat di dermaga
Selama itu ada
Kami tetap ada
Karena kemerdekaan adalah cita-cita Kami sepanjang
masa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar