M. Nawir
Istilah arsitek kampung atau pun
arsitek komunitas akhir-akhir ini sering digunakan oleh sejumlah
aktivis-intelektual perkotaan untuk menyebut sekelompok praktisi yang bekerja
sama dengan masyarakat akar rumput dalam menata maupun membangun suatu pemukiman.
Sebelumnya, kalangan perencana kota/pemukiman pernah mempopulerkan istilah barefoot
architect (arsitek telanjang kaki), yakni arsitek yang melakukan
pendampingan teknis kepada masyarakat yang membutuhkannya, terutama masyarakat
miskin. Misalnya, pasca rekonstruksi Aceh 2004, beberapa perguruan tinggi
bekerjasama dengan UN Habitat merekrut mahasiswa jurusan teknik arsitek menjadi
relawan sekaligus teknisi perencana pemukiman di lokasi bencana. Selanjutnya,
istilah barefoot architect - yang sebenarnya diinsiprasi dari konsep barefoot
doctors atau "dokter telanjang kaki" pada masa kepemimpinan Mao
Tse Tung di China - kemudian dipertegas lagi dengan istilah arsitek komunitas (community/social
architect) untuk menjelaskan fungsi-fungsi sosial seorang arsitek/perencana
dalam memecahkan masalah pemukiman masyarakat miskin perkotaan. Sejumlah
arsitek dan pekerja sosial di Yogyakarta menamakan dirinya Jaringan Arkom
(Arsitek Komunitas) pasca letusan Merapi dua tahun lalu.