M. Nawir
Tulisan ini merupakan hasil terjemahan adaptif dari Siaran Pers IAI - International Alliance of Inhabitants mengenai kampanye global anti penggusuran dalam rangkaian Perayaan Hari Habitat Dnia Oktober 2013. Teks aslinya dapat dibaca dengan mengklik logo di atas. Dengan begitu, tulisan ini menjadi salah satu bentuk pernyataan solidaritas global saya pada gerakan sosial menentang penggusuran, dan menuntut hak atas tanah dan perumahan, Sekiranya ada kekurangan, mohon tanggapan dan koreksinya. Salam.
Bergerak
Menuntut Hak Atas Perumahan!
Agenda pokok pada bulan
Oktober yang disepakati dalam Forum
Sosial Dunia (WSF, Tunisia 2013) oleh “Majelis Kependudukan Dunia” (World Assembly of Inhabitant) adalah Merayakan
Hari Tanpa Penggusuran dengan Kampanye Global Hak atas Tanah dan Perumahan yang
Layak.
Fokus
utama dalam kampanye global ini adalah perjuangan menolak penggusuran,
penyerobotan tanah rakyat, dan penganiayaan terhadap aktivis; dengan melibatkan
semua warga di perkotaan maupun pedesaan di seluruh dunia.
Sasaran kampanye menolak penggusuran adalah kebijakan neoliberal, yang merupakan akar dari krisis perkotaan, korupsi yang merajalela, dan spekulasi tanah untuk proyek perumahan mewah (real-estate). Para penggusur, koruptor dan spekulan tanah telah mengebiri hak-hak - lebih dari satu miliar warga – dari rumahnya, dan mencampakkan puluhan juta warga di jalanan setiap tahun.
Dengan cara itulah, kita mendukung perjuangan lokal dan mempererat solidaritas pada hak asasi manusia dan kepentingan bersama atas masa depan kota-kota dan wilayah.
Aktor Utama dari Krisis Global Hak Atas Perumahan
Aktor-aktor parasit tak tersentuh namun berkuasa di belakang proyek bantuan seperti IMF, Bank Dunia, Troika Eropa, Bank Pembangunan Inter-Amerika, Bank Pembangunan Asia, adalah pelaku utama penyebab krisis. Sesungguhnya mereka tidak memiliki legitimasi apapun untuk mengajukan proyek neoliberalnya dengan alasan mengatasi pasar bebas dan peperangan.
Pemerintah, pada setiap tingkatan, dan lembaga supranasional seperti PBB – terkadang berperan ambigu saat mengusulkan kemitraan, yang sebenarnya untuk mensubordinasi negara dan pemerintah daerah ke dalam pasar bebas, dengan memberikan resep kunci kepada pemerintah kota dan pemerintah daerah kepada para spekulan.
Mari Bergerak Bersama, Membela Hak-hak Warga
Sasaran kampanye menolak penggusuran adalah kebijakan neoliberal, yang merupakan akar dari krisis perkotaan, korupsi yang merajalela, dan spekulasi tanah untuk proyek perumahan mewah (real-estate). Para penggusur, koruptor dan spekulan tanah telah mengebiri hak-hak - lebih dari satu miliar warga – dari rumahnya, dan mencampakkan puluhan juta warga di jalanan setiap tahun.
Dengan cara itulah, kita mendukung perjuangan lokal dan mempererat solidaritas pada hak asasi manusia dan kepentingan bersama atas masa depan kota-kota dan wilayah.
Aktor Utama dari Krisis Global Hak Atas Perumahan
Aktor-aktor parasit tak tersentuh namun berkuasa di belakang proyek bantuan seperti IMF, Bank Dunia, Troika Eropa, Bank Pembangunan Inter-Amerika, Bank Pembangunan Asia, adalah pelaku utama penyebab krisis. Sesungguhnya mereka tidak memiliki legitimasi apapun untuk mengajukan proyek neoliberalnya dengan alasan mengatasi pasar bebas dan peperangan.
Pemerintah, pada setiap tingkatan, dan lembaga supranasional seperti PBB – terkadang berperan ambigu saat mengusulkan kemitraan, yang sebenarnya untuk mensubordinasi negara dan pemerintah daerah ke dalam pasar bebas, dengan memberikan resep kunci kepada pemerintah kota dan pemerintah daerah kepada para spekulan.
Mari Bergerak Bersama, Membela Hak-hak Warga
Bergabunglah ke dalam kampanye
global Hari Tanpa Penggusuran yang diluncurkan
oleh Majelis Kependudukan Dunia 2013. Dengan semangat penyatuan gerakan dan berjaringan
secara internasional, kita yakin perjuangan menjadi efektif dalam menghadapi
krisis perumahan global. Kita
yakin dapat melindungi warga yang paling terancam, dan bekerja sungguh-sungguh mengatasi
akar ketimpangan sosial dan pengrusakan lingkungan hidup. Keputusan
ini memerlukan inisiatif dan tindakan nyata dalam bentuk pawai, pendudukan,
pembelaan warga yang terancam penggusuran, forum diskusi, dan lain-lain.
Sebagai bahan pertimbangan bahwa gerakan ini diluncurkan bersama Aliansi Kependudukan Internasional dan Amnesti Internasional sesuai dengan mandat sesi ketiga dari Pengadilan Internasional atas Penggusuran ( Jenewa, 17-19 Oktober 2013) dan Konferensi pertama tentang Hak untuk Perumahan (Tunisia, 24-27 Oktober 2013).
Bergeraklah Bersama Menentang Pemerintahan Represif
Tantangan organisasi masyarakat sipil saat ini adalah mengembangkan pakta sosial perkotaan sebagai alternatif dari paradigma neoliberal yang menyusp ke dalam kebijakan pemerintah di tingkatan lokal, nasional, regional, dan supranasional. Suatu paradigma tandingan yang mengedepankan hak-hak individu dan kolektif warga diperlukan untuk menciptakan suatu komunitas yang menghormati keberagaman, hidup harmonis dengan alam, tanpa tekanan penguasa wilayah.
Sebagai bahan pertimbangan bahwa gerakan ini diluncurkan bersama Aliansi Kependudukan Internasional dan Amnesti Internasional sesuai dengan mandat sesi ketiga dari Pengadilan Internasional atas Penggusuran ( Jenewa, 17-19 Oktober 2013) dan Konferensi pertama tentang Hak untuk Perumahan (Tunisia, 24-27 Oktober 2013).
Bergeraklah Bersama Menentang Pemerintahan Represif
Tantangan organisasi masyarakat sipil saat ini adalah mengembangkan pakta sosial perkotaan sebagai alternatif dari paradigma neoliberal yang menyusp ke dalam kebijakan pemerintah di tingkatan lokal, nasional, regional, dan supranasional. Suatu paradigma tandingan yang mengedepankan hak-hak individu dan kolektif warga diperlukan untuk menciptakan suatu komunitas yang menghormati keberagaman, hidup harmonis dengan alam, tanpa tekanan penguasa wilayah.
Prasyarat pertama dari
situasi “nol penggusuran” adalah adanya kebijakan publik atas tanah dan
perumahan. Untuk mencapai tujuan itu, organisasi dan jaringan masyarakat sipil
harus membuka kemungkinan dialog yang benar dengan pihak lawan. Secara kolektif
mendesak pemerintah agar merespon usulan masyarakat sipil dan menentang segala
tindakan represif. Hal ini berarti bahwa organisasi sosial harus berkomitmen
untuk menyatukan perjuangan dalam suatu solidaritas.
Terus Bergerak Memenangkan Pertarungan
Atas dasar itu, maka semua warga diundang bergabung dalam Perayaan Hari Habitat Dunia, dan menceritakan pengalamannya masing-masing. Menyusun sebuah platform tindakan bersama untuk memperkuat perjuangan. Mengajak organisasi lain untuk merujuk ke suatu agenda yang sama menentang kebijakan penggusuran, lembaga keuangan, pemotongan belanja, perampasan tanah, megaproyek pertambangan, atau pun mendukung perwujudan hak warga atas fasilitas publik dan merawat ruang sosial bersama.
Berangkat dari platform bersama itu, kolaborasi diperluas dengan tujuan mengkonsolidasi kekuatan masyarakat sipil dalam suatu “Kelompok Kerja Anti Penggusuran" di tingkat lokal. Kemudian mengembangkan dialog yang konvergen menuju "Sikap Hidup Komunitas Perkotaan"
Terus Bergerak Memenangkan Pertarungan
Atas dasar itu, maka semua warga diundang bergabung dalam Perayaan Hari Habitat Dunia, dan menceritakan pengalamannya masing-masing. Menyusun sebuah platform tindakan bersama untuk memperkuat perjuangan. Mengajak organisasi lain untuk merujuk ke suatu agenda yang sama menentang kebijakan penggusuran, lembaga keuangan, pemotongan belanja, perampasan tanah, megaproyek pertambangan, atau pun mendukung perwujudan hak warga atas fasilitas publik dan merawat ruang sosial bersama.
Berangkat dari platform bersama itu, kolaborasi diperluas dengan tujuan mengkonsolidasi kekuatan masyarakat sipil dalam suatu “Kelompok Kerja Anti Penggusuran" di tingkat lokal. Kemudian mengembangkan dialog yang konvergen menuju "Sikap Hidup Komunitas Perkotaan"
Jangan Rampas Tanahku, Airku, Rumahku, dan Aktivisku!
Harmoni Desa - Kota, Hormati Keberagaman Sosialbudaya!
Harmoni Desa - Kota, Hormati Keberagaman Sosialbudaya!
Bangkit dan Menang, Bersama Mewujudkan Dunia yang
Lebih Baik!
Another Possible World!.
Begitulah kemeriahan Hari Habitat Dunia 2013.
Begitulah kemeriahan Hari Habitat Dunia 2013.
(Kontak & Informasi:
amh-wai2013@habitants.org - www.habitants.org)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar