Kepada Alwy Rachman
“Bahasa yang kupakai menentangmu, bahasamu, bukan bahasaku”
Begitu cara kita
mengajarkan bahasa ilmu
Aku tidak lupa
Kita bilang “kata-kata
adalah tindakan”
Lidahmu bagai api
Maka kujadikan itu alasan turun ke jalan
Di perguruan
akademik
Bahasamu
beranak-pinak
Menjelma lah
generasi menolak takluk
Dan Orde Baru lengser di kepal tinju kaum muda
Harimau belang
mati begitu saja
Anak-anak muda
pergi bersama sekolahnya
Tinggalkan rumah selamat
jalan desa
Berjumpa lah
dengan rasionalisme
Melayang bebas dunia
maya
Lupakan nasionalisme
Hari ini kita
ngopi
Ketika bahasamu
seusia anakku
Aku berguru
laiknya dahulu
Lalu-lalang
anak-anak millenia
Segenggam telepon daring
di tangannya
Tak perlu lidah dia bercakap
“Apa yang kau pikirkan?”
Rumah tanpa pagar
“Apa yang baru?”
Bom bunuh diri
Lalu-lalang
anak-anak milenia
“Dekat di mata jauh di hati”
Inilah sajak orang-orang
beruban
Bernyanyi ‘forever
young’
Menolak takluk
Bersiasat hingga
senja
Bagai don quixote the man of la mancha:
Rela masuk neraka malu masuk surga
Biarkan maya melanglang
buana
Banyak jalan
pulang ke rumah
Kita ngopi nyantai
saja
Tunggu masa panen tiba
Makassar, 17
Agustus 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar