Idham Malik (Subaltern, 2021) |
Prolog oleh Awi MN
Pandemi bukan penghalang untuk menulis karena imajinasi tidak bisa dikurung (SDD, Juli 2020)[1]
Sewaktu
Idham menulis kumpulan tulisan ini antara April – Juni 2020, situasi lengang di
jalan raya, fasilitas umum, perkantoran, pusat perbelanjaan, bandara. Statistik
infeksi corona di dunia yang dia tulis masih berkisar 730.000 kasus, dan
sekitar 34.000 kematian. Pada periode yang sama di Indonesia masih 6.000
kasus corona dengan kematian di atas 500 orang. Pada saat pengantar tulisan ini
diketik, PPKM darurat sedang diberlakukan. Sebanyak 223 negara terpapar corona,
191.773.590 terkonfirmasi, serta 4.127.963 orang tewas. Di Indonesia sebanyak 3.033.339
orang terpapar corona, dan 79.032 meninggal.[1]
Dalam tempo setahun saja (Maret 2020 – Pebruari 2021), rata-rata kasus kematian
di Indonesia atau ekses mortalitas pandemi corona adalah 2,1%, yakni 36.325
per-1.75 juta[2].
Persentase kematian ini bertambah sejak Maret-April 2021 seiring dengan varian
baru corona dan arus mudik, menjadi 2,71%, lebih tinggi dari persentase
kematian dunia 2,22%.[3]