Judul
postingan ini diolah dari review buku koleksi website goodreads yang
berjudul Calling
All Radicalls: How to Grassroots Organizers Can Save Our Democracy http://www.goodreads.com/book/show/1066652.Calling_All_Radicals.
Penulisnya adalah Gabriel Thompson, seorang organisator
komunitas, jurnalis, sekaligus peneliti serikat pekerja, dan pembela
kaum migran di Brooklyn. Selain Calling
All Radicalls,
dia juga penulis buku Working
in the Shadows dan
There’s
No José Here.
Buku
Calling
All Radicalls (Nation Books, 2007),
termasuk salah satu dari tiga buku, yakni Building
Powerful Community Organizations: A Personal Guide to Creating Groups
That Can Solve Problems and Change the World (Michael Jacoby Brown);
Tools for Radical Democracy: How to Organize for Power in Your
Community (Joan Minieri and Paul Getsos), yang
secara tegas berafiliasi pada pikiran dan model pengorganisasian
gerakan Saul David Alinsky. Ketiga buku tersebut memang
dipersembahkan kepadanya. Alinsky dikenal luas oleh kalangan
organizer dan advokasi masyarakat akar rumput, tidak saja di AS, tapi
juga di Asia, khususnya di Filipina melalui salah seorang muridnya
Dennis Murphy, pendiri Urban
Poor Association
(UPA). Di Indonesia, selain UPC - Urban
Poor Consortium,
"taktik radikalisasi” Saul Alinsky dikembangkan menjadi manual
pengorganisasian rakyat pedesaan, yang salah satunya diterbitkan oleh
jaringan Konsorsium Pembaharuan Agraria (KPA). Semua itu merupakan
intisari dari konsep Rules
for Radicals: A Pragmatic Primer for Realistic Radicals.
Alwy Rachman secara apik menerjemahkan intisari prinsip radikal
Alinsky dalam blognya:10
Taktik untuk Para Radikal: Dalil-dalil Alinsky tentang Kekuatan dan
Kekuasaan
Ada
apa dengan buku ini? Tentunya, buku ini berharga sebagai referensi
bagi para pegiat gerakan sosial (gersos) yang bekerjasama dengan
masyarakat sipil untuk mendorong demokratisasi
substantif-kontekstual. Gagasan pokoknya adalah bagaimana komunitas -
dalam hal ini warga sipil - terorganisasi ke dalam aksi-aksi
sistimatis, tetapi juga politis dalam memecahkan persoalan aktual di
lingkungan sosialnya. Dalam situs yang membahas bukunya ,
Bennet Baumer menyebut Thompson termasuk pengikut metode gerakan
radikal Saul David Alinsky, tokoh CO (community
organizer)
legendaris di Chicago - yang juga digelari "neo-marxist"
oleh para pengikutnya.
Menariknya
lagi, Thompson mengkritisi Alinsky yang cenderung mengabaikan
ideologisasi dan pendidikan politik komunitas. Menurut Thompson,
pengabaian terhadap kedua hal tersebut akan berakibat fatal
(kehancuran) bagi kerja pengorganisasian. Namun demikian, Thompson
bukanlah seorang ideolog sejati. Dia sebenarnya organizer yang
memiliki kecerdasan dalam mengkontekstualisasi pendidikan
politis-ideologis bagi komunitas. Dalam hal tertentu, justru Thompson
menghindari sikap fanatisme dalam komunitas buruh dengan cara
memperluas kesadaran mereka yang melampaui isu-isu yang diadvokasi.
Buku Calling All Radicalls ini
sesungguhnya ingin menginspirasi para organizer komunitas yang jenuh
pada pekerjaan rutinnya dengan cara selalu membaharui strategi-taktik
dalam mencapai cita-cita keadilan sosial dan demokrasi.
Sesuai
dengan judul postingan, buku ini menegaskan peran pengorganisasian
masyarakat akar rumput dekade 80-an dalam mengintervensi proses
demokratisasi. Pada masa itu, situasi demokrasi di Amerika Serikat
mengalami kemunduran, yakni ketika tingkat pemilih dalam
setiap pemilu semakin menurun, semakin tinggi kekecewaan terhadap
praktik demokrasi, serta ketidaksetaraan yang kian lebar. Namun, di
balik itu krisis itu, masih tersisa keyakinan akan terjadinya sebuah
perubahan di masa datang.
Akhirnya,
seperti yang tertulis dalam reviewnya, buku ini menegaskan keyakinan
para pegiat sosial (radikal) dalam merebut kembali demokrasi dengan
cara yang "klasik", yakni mengandalkan pengorganisasian
masyarakat akar rumput. Gabriel Thompson mengacu pada pengalamanya
sendiri bekerja dengan masyarakat lokal. Contohnya, ketika seorang
kakak dan adik diusir dari rumah mereka, masyarakat menanggapinya
dengan aksi protes di depan rumah tuan tanah. Protes ini mendapat
perhatian media massa, dan memaksa pemiliknya untuk memungkinkan
mereka untuk tetap tinggal. Pengalaman lainnya, ketika anak-anak di
Brooklyn Tengah menderita keracunan timbal, Thompson merancang
pelatihan kampanye bagi siswa SMA dalam kota untuk melakukan
pengujian kualitas lingkungan perumahan, dan ditemukan 1 dari 3 unsur
yang membahayakan lingkungan (limbah B3). Hasil pengujian ini memaksa
pejabat kota New York untuk mengambil tindakan dengan mendorong
legislasi seluruh kota yang mengharuskan tuan tanah bertanggung jawab
menerapkan langkah-langkah proaktif perbaikan lingkungan. Buku ini
berpendapat bahwa setiap orang mampu mengorganisir masyarakat dengan
strategi-taktik kunci pengorganisasian komunitas, pengembangan
kepemimpinan, penelitian, serta bekerja secara efektif dengan media.
Referensi:
(http://alwyrachman.blogspot.com/search/label/Gerakan%20Sosial).
http://www.citylimits.org/news/articles/3434/how-to-change-the-world
Referensi:
(http://alwyrachman.blogspot.com/search/label/Gerakan%20Sosial).
http://www.citylimits.org/news/articles/3434/how-to-change-the-world
Tidak ada komentar:
Posting Komentar