Leon Krier[1]
(Dikutip dan diringkas dari Wikipedia
dan Buku The Architecture of Community)
https://www.archinform.net/arch/3423.htmh |
Léon Krier (Luxemburg, 7 April 1946), arsitek perencana, ahli
teori arsitektur Urbanisme Baru dan Klasik Baru adalah adik kandung dari arsitek
Rob Krier. Atas karya=karya arsitekturnya, Krier memperoleh Penghargaan Arsitektur
Driehaus pada tahun 2003. Leon Krier menyelesaikan studi arsitektur di Universitas
Stuttgart, Jerman, tahun 1968. Setelah tamat, ia bekerja selama tiga tahun di kantor
arsitek James Stirling, London. Krier kemudian berlatih dan mengajar di Architectural Association dan Royal College of Art selama 20 tahun.
Pada periode ini, Krier dikenal dengan pernyataan sikapnya yang anti-modernisme:
I am an architect, because I don’t build.[2] Antara tahun 1987-1990, Krier menjabat
direktur pertama SOMAI, Skidmore, Owings
& Merrill Architectural Institute, Chicago. Pada masa yang sama, Krier
menjadi desainer industri untuk Giorgetti[3] & Valli e Valli - Assa
Abloy, sebuah perusahaan furnitur Italia.
Krier menjadi salah satu arsitek dan perencana neo-tradisional
paling berpengaruh hingga kini. Karya Krier yang terkemuka, antara lain pengembangan
kota Poundbury; Dorchester, UK untuk Duchy of Cornwall di bawah bimbingan
Pangeran Wales, dan; Masterplan Paseo
Cayala, pengembangan dari Kota Guatemala. Ia pun dikenal sebagai salah seorang
kritikus modernisme arsitektur, yang berkampanye untuk rekonstruksi model polisentris
kota tradisional Eropa. Pada tahun 1990, dari sembilan ahli yang diundang, ia
satu-satunya arsitek yang mendukung inisiatif warga Dresden Jerman untuk
merekonstruksi kawasan bersejarah Dresden
Frauenkirche, dan area Historische
Neumarkt. Kemudian, pada tahun 2007, dalam Forum Frankfurt Altstadt,[4] Krier bersama warga menentang
kelompok profesional dan politisi, dan berhasil merekonstruksi kawasan
bersejarah "Hühnermarkt". Gerakan ini berpengaruh besar pada pemikiran
Urbanisme Baru di AS maupun Eropa. Kompilasi paling lengkap dari pemikiran
Krier dituangkan dalam buku The
Architecture of Community (2009).
Sebagai arsitektur dan konsultan perencanaan kota, beberapa karya Krier
yang paling dikenal adalah fasad arsitektur Venice
Biennale 1980; rumah kediamannya di Seaside, Florida, AS, di mana Krier sendiri
yang membuat rencana induknya; Museum Arkeologi Sao-Miguel-Odrinhas, Sintra, Portugal; Aula (village hall) Windsor
di Florida; Pusat Pendidikan Arsitektur Jorge M. Perez, Universitas Miami, Florida,
serta; Kawasan baru Città Nuova di
Alessandria, Italia. Léon Krier terlibat dalam perencanaan rekonstruksi Tor Bella Monaca yang rusak di pinggiran
kota Roma. Dia juga terlibat dalam penyusunan Masterplan High Malton untuk Fitzwilliam Estate, Yorkshire, Inggris, dan;
kebijakan rekonstruksi seluruh wilayah kota Cattolica,
Rimini, Italia – sebuah kawasan penting di tepi Pantai Adriatik, yang berada dalam
kondisi kumuh. Saat ini, Krier sedang menyusun rencana pembangunan kembali
Pembangkit Listrik Fawley Waterside bagi
pemilik tanah Albert Drummond dan kelompok investornya, serta menyusun rencana
induk pusat kota baru El Socorro,
Guatemala City, dan Herencia de Allende,
San Miguel de Allende.
Krier terkenal karena membela arsitektur klasik dan rekonstruksi
model tradisional "kota Eropa". Penelitian yang cermat menunjukkan
pergeseran dari pendekatan rasionalis modernis awal seperti pada proyek University of Bielefeld (1968), menuju
pendekatan vernakular dan klasik secara formal maupun teknologis. Proyek yang
menandai titik balik utama dalam kampanye rekonstruksi kota tradisional Eropa
adalah gagasan Krier untuk merekonstruksi kota kelahirannya, Luksemburg,
sebagai tanggapan atas modernisasi pembangunan kota. Ia telah memiliki rencana
induk baru Cite Judiciaire di
Luxembourg yang sebelumnya dirancang oleh saudaranya, Rob Krier (1990-2008).
Tentang
Arsitektur dan Kota
Village Hall, Windsor, Florida, 1997, by Léon Krier |
Prinsip di balik gagasan Krier adalah penjelasan mengenai dasar-daar
rasionalitas arsitektur dan kota. Bagi Krier, "tidak ada kesalahpahaman
dalam bahasa simbol"; bangunan; rumah, istana, kuil, campanile, gereja,
juga atap, kolom, jendela, dan lain-lain memiliki urutan dan tipe yang
rasional, yang disebutnya "benda yang dapat dinamai". Ia berpendapat
bahwa ketika proyek semakin besar, seharusnya bangunan tidak menjadi lebih
besar, tetapi membelah; misalnya, pada rancangan sebuah sekolah di Saint-Quentin-en-Yvelines (1978),
Prancis, dimana bangunan sekolah menjadi “miniatur dalam kota”. Dalam tipologi arsitektur
seperti itu, karya Krier disebut "arsitektur tanpa gaya". Penampilan
arsitekturnya sangat mirip dengan arsitektur Romawi, yang kemudian ia tempatkan
di semua proyek di pusat kota London, Stockholm, Tenerife atau pun Florida”.
Tentang Perkembangan/Ukuran Kota
Krier menulis sejumlah esai, yang diterbitkan pertama kali dalam
jurnal Architectural Design. Seringkali
tulisannya dalam bentuk rangkaian diagram beranotasi didaktik, yang pada prinsipnya
membagi kota ke dalam sistim zona tunggal (perumahan, pertokoan, industri,
rekreasi), disertai dengan zona pinggiran kota untuk bepergian (komuter), dan lain-lain.
Krier memandang perencanaan kota modern dalam skala megastruktur merupakan tirani
yang lebih didikte oleh ideologi daripada kebutuhan.
Alas pada Tugu Utama Penghormatan kepada mendiang Ibu Suri di Main Square of Poundbry, didesain oleh Leon Krier, persembahan Pangeran Charles, 27 Oktober 2017. |
Krier sependapat dengan pandangan almarhum Heinrich Tessenow bahwa
ada hubungan melekat antara kekayaan ekonomi dan budaya suatu kota, di satu
sisi, dan batasan populasinya di sisi lain. Hal ini bukan hipotesis belaka,
melainkan fakta sejarah. Pengukuran dan tata geometris dari sebuah kota dan pemukiman
bukan hasil kebetulan atau kecelakaan atau pun sekadar kebutuhan ekonomi,
melainkan tatanan peradaban yang tidak hanya estetis dan teknis tetapi juga
legislatif dan etis.
Krier mengklaim bahwa “seluruh Paris adalah kota pra-industri yang
masih berfungsi, adaptif, sesuatu yang tidak akan pernah diciptakan masyarakat abad
ke-20. Sebuah kota, seperti pendapat Milton Keynes, tidak dapat selamat dari
krisis ekonomi atau krisis lainnya, karena perencanaan sosial dan ekonomi
ditentukan secara matematis. Jika model itu runtuh, kota itu pun akan runtuh. Dalam
hal ini, Krier menentang kecenderungan gigantisme[5], seperti pada pertumbuhan
bangunan dan jaringan kota di Eropa abad ke-19, tidak terkendali dan terkonsentrasi
oleh kekuatan ekonomi, politik dan budaya modernis-kontemporer. Krier
mengusulkan rekonstruksi kota Eropa berdasarkan model polisentris dalam skala
manusia, bukan skala mesin, dimana ruang pertemuan bersama tidak melebihi 33 HA
agar dapat dilintasi dengan berjalan kaki dalam 10 menit; ketinggian bangunan
3-5 lantai yang dapat dilalui dengan nyaman.
Krier telah menerapkan teorinya dalam skala besar, terperinci, di kota-kota
dunia Barat, yaitu Kingston upon Hull (1977), Roma (1977), Luxembourg (1978),
Berlin Barat (1980-83), Bremen (1980), Stockholm (1981), Poing Nord, Munich
(1983), Washington DC (1984); Atlantis, Tenerife (1988); Area Fiat, Novoli,
Italia (1993); Knokke-Heist, Heulebrug Belgium (1998); Area pertumbuhan Newquay
(2002-2006), Cornwall, Inggris; Corbeanca Romania (2007); Tor Bella Monaca,
Roma, 2010; High Malton Masterplan, Yorkshire, UK (2014) dan Cattolica, Rimini,
Italia (2017). Dan yang saat ini sedang dilaksanakan di Poundbury Dorset,
Inggris (sejak 1988); Paseo Cayalá, Guatemala City (sejak 2003); Pembangkit
Listrik Fawley Waterside, Southampton, Inggris (sejak 2017); El Socorro,
Guatemala City (2018) dan Herencia de Allende, San Miguel de Allende, México
(2018).
Tentang
Arsitektur Komunitas
http://classicist-rmc.org/leon-krier/ |
Buku The Architecture of Community,
yang diterbitkan oleh Island Press (2009)[6] memuat pemikiran Krier yang sangat komprehensif.
Buku ini disusun secara apik, disertai sketsa, dan ilustrasi. Sebagaimana
ditulis oleh Krier dalam bagian catatan, buku tersebut diharapkan dapat menjadi
panduan bagi para profesional di bidang keuangan, perumahan, perencanaan dan
desain, yang memiliki kekuatan untuk meruntuhkan mitos modernisme dan solusi
teknokratis dalam pembangunan kota.
John Howard Kuntzler yang mengulas pemikiran Krier dalam buku
tersebut berkesimpulan bahwa keterhubungan pemikiran arsitektur tradisional dan
urbanisme versus modernisme dan suburbia diibaratkan
sebagai pertautan antara masa depan dengan masa lalu dalam proses penciptaan
hunian bagi generasi mendatang[7]. Mereka harus mendiami apa
yang tersisa dari planet ini dengan segala sumberdayanya. Prinsip dan
metodologi yang telah susah payah diciptakan oleh Krier saat ini akan menjadi
penerang “jalan pulang” bagi mereka yang kembali dari ke masa depan. Semacam nostalgia, yang merupakan derivasi
dari ungkapan kata orang Yunani (Greek), notos,
yang berarti “return to home”. Diandaikan kota (city) adalah home, bukan sekadar bangunan fisik (rumah),
melainkan ruang hidup yang nyaman bagi setiap orang untuk beraktivitas. Bernostalgia
berarti membangun kembali tatanan kota yang koheren dengan warisan nilai-nilai,
dan prinsip arsitektur masa lalu, yakni arsitektur komunitas (vernakular,
klasik).
Pemikiran Krier tentang arsitektur kota yang humanis terkesan
utopis. Namun, sesungguhnya, karya-karya Krier berciri realis, yaitu memadukan
pengetahuan arsitektur tradisi menjadi praktik modernitas, khususnya pada
bangunan dan kawasan warisan budaya (heritage) dan pemukiman suburban
(suburbia). Kesan utopis pada Krier sebagaimana dipahami awam, terasa pada
sikap kritis dan gemar berpolemik terhadap praktis doktrin arsitektur modern,
yang memposisikan profesi arsitek sebagai ko-eksistensi (co-existence) dari suatu otoritas pembangunan pasca Perang Dunia
Kedua. Seperti yang ditulis oleh Robert Stern, praktik arsitektur yang profesional
tidak hanya menentang birokrasi dan teknokrasi yang sewenang-wenang, melainkan mengkirtisi
persoalan modernitas sehari-hari sebagai perlawanan sosial yang terorganisasi[8].#awi mn.2018
[5] Gigantisme adalah kondisi pembangunan kota
diibaratkan seseorang yang kelebihan jumlah horman pertumbuhan sehingga
membesar, melampaui kapasitas normal (https://id.wikipedia.org/wiki/Gigantisme)
[6] Leon Krier.
2009. The Architecture of Community,
Thadani & Hetzel (ed). Island Press, Washington DC.
[7] Ibid (Krier,
2009:443)
[8] Ibid (Krier, 2009:19)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar