Paradigma baru pemajuan kebudayaan menjadi topik utama dalam Kongres Kebudayaan Indonesia 2018. Kongres ini merumuskan tujuh tantangan kebudayaan nasional dalam situasi perubahan global, yaitu: (1) Pengerasan identitas primordial dan sentimen sektarian (SARA); (2) Meredupnya khazanah tradisi dalam gelombang modernitas; (3) Disrupsi teknologi informatika belum dipimpin oleh kepentingan konsolidasi kebudayaan nasional; (4) Pertukaran budaya global yang timpang menjadikan Indonesia sebagai konsumen budaya dunia; (5) Pembangunan berbasis ekonomi-politik mengakibatkan penghancuran lingkungan hidup dan ekosistem budaya; (6) Belum optimalnya tata kelembagaan bidang kebudayaan; (7) Desain kebijakan belum memudahkan masyarakat untuk memajukan kebudayaannya.
Perkumpulan sosial-urbanis, bekerja untuk mewujudkan tata kota berkeadilan sosial, ekonomi, dan politik.
25 Des 2021
Tantangan Pemajuan Budaya Ekologis
Judul: Panduan Pembelajaran Budaya Ekologis Masyarakat Adat To Cerekang
Penulis: Andi M. Akhmar dkk
Tebal: 150 halaman
Penerbit: FIB Unhas kerjasama Pemkab Lutim
Tahun: 2021
19 Jul 2021
Wawas Diri di Masa Pandemi
Idham Malik (Subaltern, 2021) |
Prolog oleh Awi MN
Pandemi bukan penghalang untuk menulis karena imajinasi tidak bisa dikurung (SDD, Juli 2020)[1]
Sewaktu
Idham menulis kumpulan tulisan ini antara April – Juni 2020, situasi lengang di
jalan raya, fasilitas umum, perkantoran, pusat perbelanjaan, bandara. Statistik
infeksi corona di dunia yang dia tulis masih berkisar 730.000 kasus, dan
sekitar 34.000 kematian. Pada periode yang sama di Indonesia masih 6.000
kasus corona dengan kematian di atas 500 orang. Pada saat pengantar tulisan ini
diketik, PPKM darurat sedang diberlakukan. Sebanyak 223 negara terpapar corona,
191.773.590 terkonfirmasi, serta 4.127.963 orang tewas. Di Indonesia sebanyak 3.033.339
orang terpapar corona, dan 79.032 meninggal.[1]
Dalam tempo setahun saja (Maret 2020 – Pebruari 2021), rata-rata kasus kematian
di Indonesia atau ekses mortalitas pandemi corona adalah 2,1%, yakni 36.325
per-1.75 juta[2].
Persentase kematian ini bertambah sejak Maret-April 2021 seiring dengan varian
baru corona dan arus mudik, menjadi 2,71%, lebih tinggi dari persentase
kematian dunia 2,22%.[3]
14 Jul 2021
Daya Sintas Buruh dan Kaum Miskin Kota
M. Nawir[1]
“Alhamdulillah, selama ada corona, laris jualanku, banyak yang beli jahe, sereh, temu lawak, kelapa muda, beras merah, gula merah, putu cangkiri, nasi kuning, madu, telur ayam, bebek, minyak gosok, dan kembang-kembang. Sebelum corona kurang-kurang pembeliku. Kenapa baru begitu, kenapa tunggu corona, padahal itu semua makanan sehat alami?”
17 Jun 2021
MENGAKTIVASI KADER DALAM PENGELOLAAN DANA DESA
Oleh Wiwin
Pendahuluan
Penulis
tertarik untuk membahas pembelajaran mengenai cara mempelajari dan menganalisis
Dana Desa yang tertuang dalam dokumen Anggaran Belanja Pembangunan Desa (APBDesa).
Ketertarikan penulis sangat beralasan, mengingat Dana Desa merupakan faktor
penentu kelancaran pembanguan desa di segala bidang. Sehingga diperlukan sikap
kehati-hatian, pengetahuan dan keahlian, baik dalam perenacanaan maupun
pengelolaan Dana Desa.
Label:
dana,
desa,
kader,
kpmd,
pembelajaran,
pendampingan,
pengelolaan,
PSM