21 Des 2023

Kontekstualisasi Pemikiran Mattulada


Tulisan ini merujuk pada konteks Bedah Buku: Mattulada dari Pejuang hingga Ilmuwan, 5 Desember 2023 di Aula Mattulada dalam rangkaian Dies Natalis ke-63 Fakultas Ilmu Budaya Unhas. Para pembicara/pembedah buku yang hadir adalah Prof. Dr. Muh. Darwis, M.S, Ketua Senat Guru Besar FIB Unhas; Drs. Alwy Rachman, Dipl.TEFL, sosiolinguist FIB Unhas; dan saya sendiri, alumni FIB Unhas 1994. Diskusi dimoderatori oleh Dr. Ilham, SS.M.Hum, dosen prodi Ilmu Sejarah.

1 Jul 2022

BACARITA IDENTITAS KETIMURAN ERA DIGITAL

 

Materi Pemantik
Bacarita Digital: Identity and Belonging Rumata Artspace, 30 Juni 2022

Tulisan ini hendak merefleksi persoalan identitas sebagai wacana (teks) pada konteks keseharian dengan mengapungkan makna dari berbagai pengalaman budaya dari Tengah-Timur. Pokok bahasan yang hendak diwacanakan seputar identitas, entitas ketimuran, dan aktualitasnya di era digital. Penulis berharap wacana yang mengemuka akan membuat kita kian wawas diri.

24 Jun 2022

Prolog Buku "Air Mati Perikanan"

Kemajuan atau kah Kemunduran Pendekatan?
M. Nawir
“di atas kelompok teori kita membangun mazhab; di atas kelompok nilai kita membangun budaya”[1]

Berbeda dengan tulisan Idham pada buku sebelumnya, problematika perikanan budi daya, khususnya pertambakan kali ini dihadirkan secara faktual disertai data, argumentasi dan gagasan alternatif pendekatannya. Buku sebelumnya, Perikanan atau Perikiri (2021) semacam antitesis yang menegaskan sudut pandang (point of view) Idham dalam kancah pemberdayaan perikanan budi daya bahwa “sisi tersembunyi sama pentingnya dengan sisi yang mengemuka”, yakni perikiri. Idham menegaskan problem dasar petambak adalah ketimpangan penguasaan lahan, dan karena itu dia berasumsi bahwa jalan reforma agraria adalah solusinya.

19 Jan 2022

RTG, Mitigasi Pasca Gempa

United Nations International Strategy for Disaster Reduction (UN-ISDR), badan PBB urusan kebencanaan mengelompokkan lima jenis potensi bencana alam, yaitu; (1) Bahaya geologi (geological hazards); (2) Bahaya hidrometeorologi (hydrometeorological hazards); (3) Bahaya biologi (biological hazards); (4) Bahaya teknologi (technological hazards), dan (5) Penurunan kualitas lingkungan (environmental degradation).

Catatan dari Mamuju Setahun Pasca Gempa

 
 https://www.youtube.com/watch?v=mgloNkQXvB4
Dalam dua bulan terakhir, BMKG melaporkan empat kali gempa bermagnitudo 5-7 di Maluku, Flores, dan Jember yang berdampak kerusakan dan korban jiwa. Sehari sebelum setahun pasca gempa di Sulawesi Barat, gempa 6,7 SR terjadi di Sumur Banten, getarannya membuat panik warga di Jakarta. Pada hari Jumat, 14 Januari 2022 itu saya baru tiba di Mamuju, dan sedang bercakap dengan dua teman aktivis mengenai berita Radar Sulbar yang merilis dugaan “pemotongan” dana rehab-rekon hunian tetap (huntap) oleh BPBD.

25 Des 2021

Tantangan Pemajuan Budaya Ekologis

 
Judul: Panduan Pembelajaran Budaya Ekologis Masyarakat Adat To Cerekang
Penulis: Andi M. Akhmar dkk
Tebal: 150 halaman
Penerbit: FIB Unhas kerjasama Pemkab Lutim
Tahun: 2021

Paradigma baru pemajuan kebudayaan menjadi topik utama dalam Kongres Kebudayaan Indonesia 2018. Kongres ini merumuskan tujuh tantangan kebudayaan nasional dalam situasi perubahan global, yaitu: (1) Pengerasan identitas primordial dan sentimen sektarian (SARA); (2) Meredupnya khazanah tradisi dalam gelombang modernitas; (3) Disrupsi teknologi informatika belum dipimpin oleh kepentingan konsolidasi kebudayaan nasional; (4) Pertukaran budaya global yang timpang menjadikan Indonesia sebagai konsumen budaya dunia; (5) Pembangunan berbasis ekonomi-politik mengakibatkan penghancuran lingkungan hidup dan ekosistem budaya; (6) Belum optimalnya tata kelembagaan bidang kebudayaan; (7) Desain kebijakan belum memudahkan masyarakat untuk memajukan kebudayaannya.